Review

Judul buku : La Tahzan Untuk Pengantin Baru; Buku ...Pintar Keluarga Sakinah
Penulis : Ahmad Mujib el-Shirazy
Editor  : Ma'ruf Mutaqien
Penerbit : Sejuk, Group RMBooks
Cetakan : Januari 2010
Tebal : 130 halaman

Duduk di singgasana cinta, menjadi raja dan ratu dalam sehari merupakan saat-saat yang tak mungkin terlupakan. Mengucapkan ikrar cinta dengan bibir yang gemetar disertai gemuruh doa yang dipanjatkan seluruh hadirin, kunjungan dan ucapan selamat dari sanak kerabat dan teman, yang semuanya turut menampakan wajah nan berseri-seri, sungguh membuat pengantin baru seolah menjadi dua insan yang paling istimewa dan paling bahagia di dunia.
Tapi kebahagian memang terkadang tak berlangsung lama. Satu hari dua hari, mungkin semua masih terasa indah. Satu bulan dua bulan, mungkin masih berjalan biasa. Namun selanjutnya, limpahan pesona keindahannya mulai terasa surut, gelombang badai pun menerjang. Kerikil-kerikil kecil mulai menguji kedahsyatan cinta dan menjadi sandungan keharmonisan rumah tangga. Dunia tak lagi berisi suka, tapi juga duka dan lara.
Bahkan terkadang duka, sedih, khawatir, ataupun cemas malah datang silih berganti dan jauh lebih dini; saat hari pernikahan atau tak lama sesudahnya. Oleh karena itulah buku ini hadir: untuk memandu para pengantin baru agar selamat dalam menempuh bahtera baru kehidupan; sejak hari pernikahan hingga masa menimang dan mengasuh si buah hati.
Buku yang ada dihadapan pembaca ini memang layak menjadi buku pintar bagi setiap keluarga yang ingin sakinah. Karena mampu menyajikan berbagai tuntunan dan panduan praktis berumah tangga yang diambil dari al-Qur’an dan Sunnah secara lengkap. Kisah-kisah teladan para sahabat, dan psikologi modern terangkai apik dalam buku ini. Romantika pernikahan yang dirajut oleh Rasulullah bersama istri tercintanya Aisyah, atau mahligai pernikahan Ali dan Fatimah yang bersahaja disajikan dalam buku ini untuk membantu para pengantin baru membangun sebuah keluarga yang Islami.
Lebih lanjut penulis buku ini Ahmad Mujib el-Shirazy, mencoba menyingkap bagaimana sesungguhnya risalah cinta dalam al-Qur’an dan sunnah untuk mewaspadai badai di awal pernikahan, atau bagaimana mengatasi konflik dalam berumah tangga.
Sebut saja kisah Ummu Sulaim, sang wanita dengan semulia-mulianya mahar. Atau kisah Abu Hanzalah yang dimandikan para malaikat, karena lebih memilih untuk berperang membela agama Allah di malam pertamanya.
Kehadiran buku ini semakin menemukan signifikansinya, terutama bila melihat sekelumit permasalahan masyarakat kita di seputar hubungan suami istri atau keluarga secara keseluruhan, sebagai akibat dari arus deras modernisme.
Dan keluarga sebagai institusi terendah dalam relasi sosial (memungut ungkapan Anthony Giddens) merupakan yang paling mengkhawatirkan di era ini. Terutama soal seksualitas, reproduksi dan perkawinan.
Fenomena penyimpangan seksual seperti kasus mutilasi yang dilakukan oleh Babe, jual beli bayi, hingga sejumlah kasus perceraian yang menimpa pasangan selebritis merupakan bukti dari semakin mengkhawatirkannya institusi keluarga.
“Sebuah perkawinan seperti sebuah perjalanan panjang menggunakan sebuah sampan kecil. Jika salah seorang penumpangnya menggoyahkan perahu, yang lain harus berusaha menjaga keseimbangan. Bila tidak demikian, mereka akan tenggelam bersama-sama.” Demikian ungkap filosof Reuben.
Begitu banyak kisah yang menceritakan bagaimana rapuhnya ikatan suami istri yang hanya didasari oleh penampilan. Tapi itupun tak juga menyadarkan kita, karena ternyata kecantikan dan ketampanan sang pujaan hati memang terlampau menyilaukan mata.
Begitupula teramat banyak kisah yang menuturkan kehancuran mahligai pernikahan karena hanya bersandar pada pertimbangan materi. Tapi itupun tak kunjung membuat manusia jera, karena keindahan dunia memang terlalu menggoda hasrat manusia.
Padahal, Allah Swt. telah menganugerahkan kekuatan pembangun jiwa yang luar biasa kepada manusia. Kekuatan yang terkadang mampu menghidupkan hati yang mati, menumbuhkan semangat untuk beribadah yang membuahkan kebahagiaan yang hakiki dunia dan akhirat. Kekuatan yang akan menunjukan jalan untuk mengekspresikan cinta. Kekuatan yang bernama ‘perkawinan’ yang suci.
Dan kekuatan tersebut jelas ada dalam buku pintar ini. Yang terasa bertambah lengkap dengan berbagai doa penting bagi pasangan suami-istri saat mereka berharap dan menanti momongan, saat mereka ingin merayakan cinta sesuai syariat, dan saat sang istri dalam proses persalinan. Karenanya, la tahzan (jangan bersedih), wahai pengantin baru!
Selengkapnya...

No comments:

Post a Comment